Pages

AKAR KEBODOHAN DAN AKIBATNYA

Assalamualaikum semuanya, semoga keberkahan selalu menyertai kita semua.

Beberapa waktu lalu, saya dan mama sempat diajak ikutan oleh keluarga besar untuk ziarah ke makam para wali. Kalo ngga salah, di daerah Jawa dan menghabiskan sekitar lima-enam harian disana. Rencana awalnya sih untuk ziarah, saya tekankan lagi sekali lagi : ZIARAH.

Sayangnya, saya ngga tertarik, karena saya takut ujung2nya malah jadi jalan menuju kemusyrikan. Sorry to say nih, mohon maaf untuk para pembaca blog saya yang memang sering ziarah ke makam para wali tersebut. Saya menghormati para Wali dan pembesar Agama Islam, namun saya tidak menganggap mereka itu Tuhan.

Banyak cerita, informasi televisi, maupun warta tulisan, yang menjabarkan kebiasaan para pengunjung makam2 ini. Dan sayangnya pula, di kebanyakan makam2 tersebut, justru ada semacam tempat shalat yang diletakkan di dalam pekuburannya. Sedangkan Allah pernah berfirman bahwa meminta dan memohon pada jasad/arwah si mayit hukumnya haram. Berdoa dan meminta hanya kepada Sang Khalik. Toh makam-pun tidak boleh ditinggikan, hukumnya haram, siapapun si Mayit semasa hidupnya dia tetap manusia.

Kalo saya coba pakai logika sendiri nih, para wali itu intinya adalah manusia biasa, bukan Tuhan. Nabi Besar Muhammad SAW Rasul tercinta Allah SWT aja pun manusia biasa, yang saat sebelum meninggal-pun merasakan sakitnya sakaratul maut. Rasulullah SAW memohon pada Allah, bukan meNuhankan dirinya, namun kenapa banyak dari umat kita sekarang justru meminta pada makam para wali tersebut? Saya bingung. Apa para wali ini bisa mengabulkan permintaan manusia? Apa para wali tersebut Tuhan? Apakah posisi para wali tersebut bisa dibilang lebih istimewa dari Nabi Besar Muhammad SAW?

Sedihnya lagi, ada juga dari para umat kita yang terus menerus menganggap bahwa rejeki itu datangnya dari manusia. Satu program televisi pernah menayangkan kebiasaan masyarakat di daerah C. Setiap tahunnya, para keluarga keraton disana berkunjung/berziarah ke makam para pembesar agama, lalu di luar pekuburan itu sudah menanti masyarakat yang antri untuk memegang jas/baju yang dipakai sang Pangeran, atau sekedar meminum bekas kopi yang juga sudah diminum oleh keluarga keraton, atau memakan sisa makanan/lauk/nasi para keluarga keraton tersebut, dan dalih mereka atas perlakuan seperti ini adalah : Agar kebagian rejeki. Naudzubillah. Rejeki itu datangnya dari Ar Rozaq sang Maha Pemberi Rejeki, meminta dan memohonnya bukankah seharusnya pada Yang Paling Pemurah?

Inilah yang disayangkan. Banyak dari umat kita yang terlalu malas untuk mengkaji Al-Qur'an dan Hadist lebih dalam agar lebih mengerti makna dan apa yang benar. Keengganan umat kita yang kayak begini yang membuat mereka mudah dibodohi dan dirasuki oleh akidah'' dan perintah'' nggak jelas datangnya dari mana. Mereka ngga bisa membedakan mana yang benar dan salah. Umat islam hanya menyembah Allah, bukan yang lain. Titik.

Kebiasaan menganggap seorang tokoh agama sebagai figur yang harus dicintai berlebihan, diagungkan, dimintai doa dan permohonan, bahkan hari kelahiran dan kematiannya pun dirayakan. Bukannya sama seperti kita menganggap orang itu Tuhan?

Rasulullah pernah bersabda, Kebodohan itu salah satu pintu menuju Neraka. Karena dengan menjadi bodoh, kita semakin mudah terpengaruh apa kata orang lain (yang belum tentu benar), apa yang diperbuat kebanyakan orang lain (yang belum tentu baik/benar).

Semoga kita semua semakin diberikan ilmu yang bermanfaat agar kita tak terjerumus ke dalam perbuatan dosa.
[Surah Al-Anam (6) ayat 153]
1874 – أَخْبَرَنَا أَبُو مُصْعَبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَالِكٌ؛ أَنَّهُ بَلَغَهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ، لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ , وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ صَلى الله عَلَيه وَسَلم.
… Rasulallohi alaihi wasallam bersabda:”Aku telah tinggalkan dalam kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selagi berpegang teguh pada keduanya: Kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunnah NabiNya sholallohi ‘alaihi wasalam.[Hadist Riwayat Malik]

No comments:

Post a Comment