Assalamualaikum.. Good morning great people
Saya dibangunin sebelum subuh tadi sama dua alarm saya yang super kenceng, emang sengaja dipasang pake lagu ala robot futuristik gitu biar berisik, dan ngga bakal balik tidur lagi, hehehe. Ngga lama abis subuhan, ada berita diumumkan dari pengeras suara musholla bahwa jam 3 pagi tadi ada nenek usia 98 tahun meninggal dunia. Inna lillahi, semua yang datangnya dari Allah pasti akan kembali ke Dia juga.
Semalem saat lagi nemenin nyokap di Makro, beliau terima telpon dari salah satu tetangga rumah yang beberapa waktu belakangan ini emang lagi akrab banget sama nyokap, ngabarin bahwa suaminya baru aja meninggal dunia. Ya Rabbi, umur emang ngga ada yang tahu, Cuma Sang Pemegang Roh aja yang punya ketentuan kapan Dia ingin menarik keluar roh seorang manusia. Kabarnya, Almarhum masih sempat mengerjakan shalat magrib di rumahnya, lalu berlanjut dengan nonton tivi, nah saat lagi nonton tayangan televisi itulah roh si Bapak ditarik keluar dari jasadnya. Dia meninggal dunia. Alhamdulillah, meninggalnya mudah sekali, nggak pakai cobaan berat sakaratul maut. Pasti almarhum seseorang yang banyak beramal baik, insya Allah dimudahkan jalannya menuju surga, amin.
Kalo ngomongin tentang kematian, bulu kuduk saya langsung merinding. Jangan tanya kenapa, ya iyalah merinding. Manusia saat meninggal dikubur di dalam tanah (ini tidak termasuk untuk jasad yang dikremasi, maaf kalo ada kesalahan). Kondisinya sudah pasti : sangat gelap, sepi, sempit, sendirian. Menyeramkan.
Membayangkan tentang kematian selalu membuat saya nangis. Bukan hanya karena kondisi kesendiriannya itu, mengingat keluarga dan orang’’ tercinta yang kita tinggalkan, dan nggak akan pernah bisa bicara dan berinteraksi lagi sama mereka, terutama dengan anak-anak kita.
Dalam agama yang saya anut, kami percaya bahwa apapun yang kita (manusia) lakukan selama hidup itu dicatat oleh malaikat. TIDAK ada satu hal-pun yang terlewatkan. Perkataan, perbuatan, isi hati, ucapan, pandangan, tulisan, apa yang kita makan/minum, segala sesuatu yang semua panca indera kita lakukan, semuanya tercatat dalam suatu buku yang luar biasa panjangnya. Buku inilah yang disebut buku amal kita. Bahkan kebaikan sekecil atom-pun tetap tercatat, dan kejahatan sekecil atom-pun pasti tercatat. Dan semuanya akan harus dipertanggungjawabkan di depan Yang Maha Besar.
Di akhirat nanti, semua panca indera kita akan “berbicara” untuk kita. Kenapa kita bergunjing (bergosip) tentang orang lain? Hanya Allah-lah yang memiliki hak untuk menghakimi manusia, karena Allah derajatnya JAUH diatas manusia. Sesama manusia tidak berhak saling menghakimi, karena jatuhnya pasti akan menghina. Kenapa dulu tangan kita dengan mudahnya mencubit anak kita hanya karena dia menjatuhkan gelasnya? Kenapa dulu mata kita senang sekali melihat film’’ yang mengumbar tubuh manusia. Kenapa dulu kita pelit banget memberi ke orang miskin dan membutuhkan? Kenapa kita meludah di jalan umum? Kenapa buang bekas permen karet dibawah kolong meja? Kenapa kita tidak membayar hutang 1000 perak ke temen kita? Banyak banget kesalahan’’ sepele kita yang sebenernya adalah benih dosa.
Kalo untuk ujian sekolah aja kita terkadang mati-matian belajar demi nilai bagus, namun kenapa sebagai manusia kita terkadang lalai untuk mempersiapkan diri kita untuk ujian yang besar setelah meninggal nanti. Kenapa kadang kita manusia terlalu sombong untuk mengakui bahwa ada Zat yang Maha Besar yang mengatur segala sesuatunya untuk kita. Kenapa kita manusia terlalu angkuh untuk menyempatkan diri “menemui” Tuhannya (berdoa, memohon, meminta maaf). Kenapa kita manusia sering bersikap terlalu sombong sampai’’ untuk shalat yang paling lama hanya 10 menit sekali waktu aja masih kita tinggalkan dengan sengaja. Shalat itu ada pintu rejeki yang paing mudah lho, manusia yang buta, tuli, bisu, bahkan tak bisa bangun dari tempat tidurpun masih bisa shalat lho. Sedangkan untuk naik sepeda, kita setidaknya harus menggunakan mata dan tangan dan kaki kita. Menurut saya, seorang muslim yang dengan sengaja meninggalkan shalat itu manusia sombong. Kita udah dikasih berkah yang tak terhitung jumlahnya, namun untuk sekedar menghabiskan beberapa jam sehari untuk bersyukur kadang kita masih ogah.
Muslims' mandatory prayers are five times a day; if they wish to do more, only Allah grants even much more blessings |
Semoga kita termasuk orang-orang yang masih diberi waktu untuk memperbaiki diri dan berbenah diri dan mau meminta ampun. Amin.
Tmelania
No comments:
Post a Comment