Pages

Harus Wajib Baca --> 99 Cahaya di Langit Eropa by Hanum Rais

Buku ini dikasih sama kakak sepupu gw. Beberapa bulan lalu. Awalnya gw pikir ini sekedar novel perjalanan biasa, tentang kisah cinta sama hal-hal berbau Eropa dan semacamnya.
Setelah baca bab pertama gw makin penasaran. Kayak dapet feeling untuk berhijrah begitu sekalian jalan-jalan ke Eropa, ke tempat-tempat yang disebut di buku, untuk membuktikan kalo memang benar ada.
Kadang cari info di google image  dan gw semakin yakin bahwa memang gw mau memperbaiki diri :)

Banyak hal baru yang gw dapet di buku ini. Kebanyakan memang tentang sejarah Islam, namun juga belajar tentang hubungan antar manusia (hablum' minannas) nya..

Yang paling kena di hati gw adalah insiden restoran itu. Saat si penulis makan dengan temen Turki-nya, dan mereka ga sengaja mendengar beberapa bule sedang menjelek-jelekkan orang Turki dan agama mereka.
Penulis, Hanum Rais, kepingin banget untuk maki-maki bule-bule itu, tapi si temen Turkinya dengan simple hanya memanggil pelayan, menitipkan note kecil berisi nama, alamat email, dan pesan singkat tentang dirinya, trus ngebayarin bon si bule-bule itu.
Dia cuma bilang sama penulis, kita hanya harus jadi agen Islam yang baik. "We need to be good Islam agents, that's how other people see how we really are."
 Oh my, I was about to cry when I read that part.

Nah langsung ke intinya aja deh, kalo memang penasaran dengan isi bukunya ya di Gramedia banyak, dan ada buku lanjutan tentang kisah-kisah nyata lainya di "Berjalan di atas Cahaya."

1. Ada kaligrafi Arab kuno di lukisan Maria dan Bayi Yesus yang terpampang di museum. Sepertinya, saat itu kan kerajaan Islam sedang jaya-jayanya, jadi mungkin aja perdagangan barang-barang dari Arab dan sekitarnya banyak terjual ke Eropa, dan salah satunya adalah kain kerudung itu. Tahlil ini bertuliskan "Laa illaa ha Ilallah.." Tiada Tuhan selain Allah.

2. Ada restoran "All you can eat. Pay as you Wish" namanya "Der WienerDeewan Vienna, Austria. " di. Pemilik restoran ini memakai sistem sedekah ala Islam. Dalam Islam, kita diwajibkan membayar sedekah, zakat, dan infak apabila mampu. Karena Allah berfirman selalu untuk membayar zakat dan bayarlah sedekah untuk mereka yang tidak mampu. Semua rejeki yang kita dapat itu sebagiannya adalah milik orang miskin, anak yatim (piatu), janda-janda, para orangtua yang tidak mampu mencari nafkah lagi. 
Nah pemilik restoran ini  yakin bahwa, semakin banyak kita bersedekah kepada orang lain, rejeki kita bakalan makin berlimpah. Tuhan sang Pemberi Rejeki.



3. Lalu, gw bener-bener bersyukur banget bahwa gw lahir di Indonesia, untuk beribadah dan bersua dengan Sang Pencipta tidak disulitkan. Di Eropa, yang memang sekuler, bahkan untuk memakai jilbab aja bakalan susah cari kerjaan, untuk shalat itu pun dilarang di area perkantoran maupun kampus. Yang ada harus pinter cari mesjid (yang memang jarang). Apalagi cari makanan yang halal, harus masak sendiri deh. Kalopun misalkan kita ke restoran yang menawarkan makanan khusus vegetarian tapi kan hanya Tuhan dan yang masak aja yang tahu alat masak yang mereka pakai itu sama atau lain dengan yang dipakai untuk memproses daging-dagingan.

4. Nah biji kopi. Kita tahunya kopi cappuccino itu asli Italia, padahal saat Turki perang dengan Italia, biji-biji kopi itu tertinggal dari kapal-kapal mereka disana. Kopi pertama itu di brew di Yaman di abad ke-9. 
"By the 13th century it reached Turkey, but not until the 16th century did the beans start boiling in Europe, brought to Italy by a Venetian trader." ---> http://edition.cnn.com/2010/WORLD/meast/01/29/muslim.inventions/index.html

5. Croissant yang kita pikir dari Perancis ya sebenernya asli Austria. Nah perhatikan bentuknya deh. Kan mirip bentuk bendera negara Turki yang dibalik tuh, dan sekarang ini jadi bahan guyonan banyak orang bule tentang ini. -->Terhubung dengan ejekan-ejekan bule bule tadi ya tentang ini.


Masih banyak lagi hal-hal yang akan buat mata dan hati kita terbuka, semoga. Gw pribadi bersyukur banget dipertemukan sama buku ini. Jadi menghargai hidup dan hidup setelah mati nanti. Nah bagaimana? Ya kita buat prosesnya saat ini. Kita banyak tanam pahala sekarang, kematian kan bisa kapanpun namun pasti..


No comments:

Post a Comment