Keliatan rajin banget saya naro postingan baru disini, setiap hari ada aja yang ditulis. Kebetulan, saya lagi dapat ide, enaknya ya dibagikan, dan kebetulan lagi memang nyata kejadian sama saya. Mudah''an berguna..
Percaya gak kalau saya bilang bahwa ada dua lubang di telinga kiri saya? Untuk para dokter spesialis THT apalagi, pasti sudah tidak asing, tapi kalau yang awam, mungkin bakal berpikir kalau saya termasuk orang aneh. Namun, memang kenyataannya begini. Berhubung saya berhijab, tidak mungkin saya posting foto telinga kiri saya untuk jadi buktinya. Selain alasan, diatas, saya juga sedikit nggak pede kalau memang harus menunjukkan kuping saya yang nggak sempurna ini. Tambahan lubang telinga ini letaknya tersembunyi, ada tepat di belakang cuping telinga kiri bagian atas. Dari kejauhan nggak kentara, tapi kalau dilihat dari dekat, terlihat seperti lubang kecil berongga. Lubang ini bukannya buntu, justru salurannya terus memanjang tersambung ke tenggorokan dan mulut. Seperti layaknya dua lubang telinga manusia biasanya.
Kenapa bisa ada dua lubang? Yang satu, semua manusia pasti punya, tapi yang satunya lagi itu apa?
Pertama2, ada baiknya supaya semua tahu dulu kondisi seperti ini disebut apa. Kelainan seperti ini disebut fistel atau fistula prearikular kongenital.
fistel yang ini tertutup walaupun terlihat bekasnya |
fistel ini tertutup sempurna, terlihat titiknya di bagian luar cuping telinga atas. |
Kalau fistel di telinga saya, lubangnya di bagian dalam cuping atas.
Kondisi ini lahiriah, setiap bayi baru lahir biasanya memiliki ini, namun seiring bertambahnya umur bayi, lubang ini seharusnya menutup terus dan akhirnya akan menjadi seperti satu titik kecil seukuran ujung pensil di kulit, misalnya di salah satu cuping telinga atau di bawah salah satu mata atau di hidung. Nah buat saya, memang aneh karena fistelnya tidak menutup dengan sempurna.
Si fistel ini sebenarnya tidak mengganggu, tapi kalau lagi kemasukan debu akan menyebabkan rasa gatal. dan kadang kalo saya bersihkan atau tekan-tekan, akan mengeluarkan kotoran (sekret), yang teksturnya lebih sering agak cair, ya karena memang lubang ini bersaluran seperti layaknya telinga pada umumnya bisa mengeluarkan sekret.
Untuk saya pribadi, si fistel ini sempet memberi saya masalah besar. Dua kali, namun amat menyakitkan. Sebabnya ya karena kotoran yang tersumbat dan menyebabkan infeksi di dalam.
Yang pertama kali, saya masih kuliah saat itu, entah karena apa awalnya setiap kali sujud dalam solat kepala saya seperti ditiban dan berat dan nyeri. Saya ngga mengerti banget waktu itu, toh sakit kepala juga tidak dan kenapa nyerinya hanya datang saat posisi kepala saya lebih rendah dari badan. Saya cuek saja dan berusaha sujud secepat mungkin setiap solat. Setelah tiga harian kalau nggak salah, pipi kiri saya perlahan mulai bengkak, menjulur hingga ke pangkal leher. Setelah diskusi dengan mama waktu itu, akhirnya kita memutuskan untuk ke RS Sumber Waras yang terletak di Grogol, dekat ITC Rocy Mas sekarang. Sampai di bagian THT,telinga kiri saya langsung dicek, dan saya harus langsung dioperasi minor. Kok operasi? Pakai bius2 segala dong, dan saya harus diopname. Itu bayangan saya.
Alhamdulillah ternyata tidak. Saya cuma harus menjalani bius lokal dan dioperasi kecil saat itu. Kurang dari satu jam setelah nyokap melakukan pembayaran, saya masuk ke satu ruangan, tirai lalu ditutup, dan salah satu suster minta saya berbaring. Dia bilang saya akan dibius lokal sebentar, yang saya inget mata saya udah mulai ngembeng, mo nangis, karena nyokap nggak boleh masuk ke ruangan untuk megangin saya. Lalu, setelah bius lokal, di telinga kiri atas saya yang terasa hanya semburan air dingiiiiiiiiin luar biasa, dan si dokter kasih tahu kalau dia akan memasukkan sejenis pipa penyedot ke lubang ekstra itu. Saya masih ingat benar bunyi “sing....sing...siiiing..” kaya vacuum cleaner nyedot debu deh.
Saya yang super parno bisanya teriak teriak sambil meraung'', padahal sakit juga nggak hehehe. Proses sedot menyedot itu kurang lebih 15 menit, setelahnya kuping kiri saya diperban gede, jadi rambut saya harus digerai aja gitu biar gak keliatan dengan jelas. Abis itu, si dokter nunjukkin satu kontainer plastik kecil, isinya absea yang sudah disedot dari lubang itu. Nanah dan darah. Maaf ya, tapi emang begitu nyatanya. Ternyata lubang telinga saya itu infeksi, karena saya sering bersihin, terlalu dalam dan akhirnya ada yang luka dan luka itu terkena debu kotoran dari luar, jadi infeksi.
Sesampainya di rumah, saya langsung mencoba untuk berlama2 sujud saat solat, dan nggak sakit sama sekali sodara2. :]
Terusss.. langsung ke kisah serupa yang kedua ya bow.
Kejadiannya maret tahun ini.
Berawal dari cenut'' di cuping telinga kiri bagian tengah. Lalu, mirip dengan yang sebelumnya, sujud itu menyiksa sakitnya. Saya udah feeling kayaknya karena si lubang berlebih ini nih. Tapi saya cuek aja, karena saat itu saya sibuk sama kerjaan baru. Makin hari cuping kuping tengah saya makin besar, makin merah, makin nyeri, setiap tidur malam itu siksaan yang naudzubillah min dzalik. Hingga akhirnya saya memberanikan diri untuk cuti setengah hari dari kantor saat itu, saya mampir ke RS Permata Hijau, langsung ke Spesialis THT. Setelah dicek, si dokter langsung engeh pas lihat lubang ekstra ini, dia bilang oh ini namanya fistel.
Saking saya udah ngga tahan banget dengan nyerinya itu, saya minta pak dokter untuk langsung dibelek aja deh bengkaknya, biar semua nanahnya itu keluar dan saya ngga perlu berjibaku dengan tangisan rasa sakit itu lagi. Dia menolak, karena bengkaknya belum mateng, berbahaya dan riskan kalau memaksakan dibelah, karena takutnya yang keluar justru darah dan potensi bengkaknya untuk kempes kecil. Akhirnya saya pulang hanya dengan beberapa macam obat penghilang sakit dan pengempes bengkak, dokter itu minta saya datang 3 hari kemudian saat bengkaknya matang, jadi bisa dibelek aja gitu.
Besok malamnya, saya kekeuh cari spesialis THT lain dan lokais terdekat di GMM Meruya. Malem itu dokternya telat banget, saya udah pingin memaki rasanya. Pas dia dateng, saya langsung minta disuntik dan disedot aja bengkaknya. Dia menolak, karena ya itu bengkak banget. Trus dia jelasin lagi kalo untuk kasus kayak saya itu hanya ada dua jalan, yang pertama ya setiap kali infeksi harus disedot keluar ekses nanahnya, dan pilihan kedua adalah operasi besar. Lho? Saya bingung, karena spesialis pertama sama sekali tidak menyebut opsi operasi. Dan yang bikin saya takut juga, dokter itu bilang kalo mau dibelek saat itu, sama sekali tidak dibius. Karena ya ngga ada obat biusnya. Sedih. Akhirnya saya pulang dengan tangan hampa dan kesedihan amat sangat.
Malem yang sama, bener2 diuji daya tahan dan kesabaran saya. Kei demam, saya masuk angin dan buang air terus, ditambah dengan telinga nyeri itu.
Paginya, saya hanya terus mengoleskan balsem ke telinga saya, karena saya pikir kalo panas banget rasa sakit nyeri itu ngga akan terlalu terasa :’]
Sorenya nyokap menyarankan supaya saya pakai Rivanol dengan kapas. Ditempel aja terus ke kuping yang bengkak. Eh ngga disangka, setengah jam kemudian, tiba2 saya merasa ada aliran hangat turun ke leher saya..dan amis. Ternyata bengkaknya pecah sendiri, tanpa rasa sakit, dan nanahnya keluar dengan sendirinya. Melihat ini, saya bahagia sekali........ terus aja saya tambah rivanol dengan kapas sebasah2nya, saya tempel dan tekan2 ke kuping saya..terus2an, semakin banyak nanah yang keluar saya semakin intense ;] kaya orgasme kali ya, hehehe ngebayangin gatel yang digaruk sampai puas gitu.
Karena gak puas, besoknya saya ke dokter yang di Permata Hijau. Tindakan yang dilakukan adalah, bekas bengkaknya disuntik dan disedot sampai darahnya keluar, artinya sudah bersih. Setelah itu, saya pulang dengan muka berseri2 kaya abis dapet hadiah mobil, hehehe.. Saya pun sempat menanyakan perihal operasi untuk fistel ini. Dia menyarankan untuk tidak operasi, karena kemungkinan suksesnya itu amat kecil. Operasi yang dilakukan-pun merupakan operasi besar dan amat sulit mengingat panjangnya saluran fistel dan berkelok-kelok di dalam rongga telinga. Jaid lebih baik mencegah saja sebelum infeksi terjadi lagi. Dokter itu juga tidak melarang, dengan asumsi bahwa kejadian yang sama ngga mungkin nggak terulang lagi.
Jadi intinya, saya harus bersih menghadapi si lubang ekstra ini, malahan ngga boleh diubek'', jangan iseng bersihin kalo memang ngga gatal. Itu aja sih pesan dokternya.
Saran saya, kalau googling gambar fistel prearicular kongenital, harus siap dengan gambar'' yang agak mengerikan, karena ada beberapa justru gambar fistel yang dibongkar, jadi terlihat saluran dalamnya, dan ada yang penuh darah.
tmelania
No comments:
Post a Comment